IKLAN DI TANGSEL POS/TANGERANG POS/RADAR TANGERANG/TANGERANG EXPRES/ RADAR BANTEN/RADAR CIREBON/RADAR BOGOTR HUB AULIA ADVERTISING TELP. 0813 8468 1151

Minggu, 22 Desember 2013

Pasang Iklan Tangerang Pos, Tangerang Express, Satelit News, Radar Banten, Banten Raya. (Di Jawa Post Group ) Pasang Iklan Telp 021 93476893, 0213354997,081384681151


Pasang Iklan Tangerang Pos, Tangerang Express, Satelit News, Radar Banten, Banten Raya. (Di Jawa Post Group )
Pasang Iklan Kolom, Iklan Display, Iklan Lowongan Kerja, Iklan Lowongan Pekerjaan, Iklan Duka Cita, Iklan Pengumuman, Iklan Lelang, Iklan Pelelangan, Iklan Laporan Keuangan, Iklan Neraca/Prospektus, Iklan Baris, dsb. Hub Biro Iklan  Aulia Advertising, Jl H. Rean Komplek Pamulang Regency Blok B 1 N0 15 Benda Baru Pamulang, Tangsel telp 021 93476893, 0213354997,081384681151, email: nurcahyono208@gmail.com/nurcahyono52@yahoo.com

Hitungan Mimpi menurut artinya



      Mungkin menurut sebagian orang menganggap bahwa mimpi itu sebagai bunga tidur dan tidak mempunyai arti sama sekali. Lalu sebagian orang lagi menganggap bahwa orang mimpi itu sebagai pertanda akan datangnya suatu peristiwa. Orang jawa dulu mempunyai hitungan sendiri mengenai mimpi apakah itu hanya bunga tidur atau pertanda. Ada sebagian orang yang sering mendapat pertanda / firasat melalui mimpi tetapi tidak menindak lanjuti pertanda / firasat yang diterimanya melalui mimpinya tersebut. Sebenarnya banyak hitungan mimpi yang dipakai orang jawa. Disini akan dibahas salah satu dari hitungan mimpi peninggalan "orang tua" zaman dulu.
      Hitungan ini didapat dari hasil sharingku dengan seorang wanita setengah baya yang baik, hati dan ramah tamah mengaku mendapat hitungan itu dari seorang nenek-nenek (yang punya kelebihan) yang pernah memberitahunya tentang sebuah hitungan mimpi. Walau hitungan mimpi ini tidak ada dalam primbon tapi wanita yang baik hati ini selalu mempergunakan dalam menghitung mimpi yang selalu dia dapat baik mimpi tentang dirinya atau mimpi tentang orang lain.
      Bagi anda yang ingin tahu apakah mimpi anda hanya bunga tidur atau sebuah pertanda (awer-awer). Berikut cara menghitung mimpi menurut orangtua zaman dulu yang dasar hitungannya menggunakan hari pasaran :
Hari dan Neptu hari :
(@) Senin     : 4
(@) Selasa   : 3
(@) Rabu     : 7
(@) Kamis   : 8
(@) Jum'at   : 6
(@) Sabtu    : 9
(@) Minggu  : 5

Pasaran dan Neptunya :
#) Legi        : 5
#) Pahing     : 9
#) Pon         : 7
#) Wage      : 4
#) Kliwon    : 8

Hitungan Mimpi Menurut artinya :
1. Godo.
2. Rencono.
3. Apes.
4. Impen.
5. Doro.
6. Gati

Cara menghitung mimpi :
1. Kita harus cari tahu hari dan pasaran pada saat kita mimpi.
    Misalnya : kita bermimpi pada hari Selasa malam, karena selasa
    malam sudah masuk hari rabu maka hari dan pasaran yang
    kita cari neptunya adalah hari Rabu, seumpama Selasa
    pasarannya legi, berarti Rabu pasarannya pahing.Sekarang
    ketemu hari dan pasarannya yakni Rabu pahing.
2. Setelah itu jumlahkan neptu hari dan pasaran pada saat
    kita mimpi.
    Misalnya : Rabu Pahing. berarti, rabu = 7 dan Pahing = 9.
                    7 + 9 = 16.
3. Selanjutnya jumlah neptu hari dan pasaran dibagi 6 ( =jumlah
    hitungan mimpi)
    Misalnya : 16 : 6 = 2 sisa  4.
4. Sekarang kita lihat hasil baginya. Jika masih ada sisa maka
    yang dipakai adalah sisa hasil bagi, tapi jika sisa 0 atau
    tidak ada sisa, maka yang kita pakai hasil baginya langsung.
    Misal : sisa 4 berarti jatuh pada point nomer 4 yaitu Impen.
5. Sekarang saatnya kita lihat arti dari point-point dari hitungan
    mimpi diatas.

Arti Hitungan mimpi :
1. Godo : Bunga tidur, berarti mimpi yang anda alami hanya bunga
    tidur saja.
2. Rencono : Suatu rencana sang pencipta ini bisa terjadi
    bisa juga tidak terjadi . 
3. Apes : sial / kesialan.
4. Impen : sebuah pertanda melalui mimpi ( firasat ).
5. Doro : Jatuh sakit / sesuatu yang menyakitkan.
6. Gati : gawat / mengkhawatirkan.

      Apakah anda yakin akan hitungan ini atau tidak ? Itu semua tergantung dari anda semua. Yang jelas hitungan mimpi diatas bukan sembarangan dan telah dibuktikan oleh teman saya  dan pastinya semua apa yang akan terjadi kedepan adalah rahasia Allah SWT. Paling tidak dengan hitungan mimpi diatas kita bisa lebih waspada akan awer-awer ( pertanda ) yang kita terima. Ingat pepatah jawa yang mengatakan " ELING LAN WASPODO". Bagi anda yang baru saja bermimpi silahkan hitung mimpi anda untuk membuktikan hitungan tersebut diatas. Setelah menghitung mimpi dengan hitungan diatas baca juga postingan Hitungan Mimpi Akan Waktu Terjadinya. Semoga hitungan ini bermanfaat buat anda dan bisa membuat hidup anda menjadi lebih baik lagi dan lebih peka terhadap "sesuatu". Apabila kurang paham cara menghitungnya silahkan bertanya melalui kotak komentar.

Hitung-hitungan angka weton jawa


Hitung-hitungan angka weton jawa sbb :
Hari : Senin=4, Selasa=3, Rabu=7, Kamis=8, Jum’at=6, Sabtu=9, Minggu=5
Pasaran : Pahing=9, Pon=7, Wage=4, Kliwon=8, Legi=5
Jatuhnya Weton (jatuh hitungan Kelipatan 5)
Sandang/ Pakaian : jatuh di angka 1, 6, 11, 16, 21, 26, dst
Pangan/ Makan : jatuh di angka 2, 7, 12, 17, 22, 27 dst
Papan/ Rumah : jatuh di angka 3, 8, 13, 18, 23, 28 dst
Loro/ Sakit, musibah : jatuh di angka 4, 9, 14, 19, 24, 29 dst
Pati/ Mati, musibah : jatuh di angka 5, 10, 15, 20, 25, 30 dst
Hitung hitungan ini berfungsi untuk : ketemu jodoh, kecocokan dalam rumah tangga dll
misal ada orang mau menikah :
Si Laki-laki punya weton : Kamis Pahing (Kamis=8)+(Pahing=9) = total 17
Si Wanita punya weton Rabu Wage (Rabu=7)+(Wage=4) = total 11
17+11=28 (jatuhnya weton di papan/rumah)
Analisanya : kata para leluhur
jadi kalau menikah nanti insya Allah Bahagia, rejeki rumahnya berlimpah.
Weton Si Laki-laki lebih tinggi daripada wanita…ini yang benar karena laki-laki adalah kepala rumah tangga, kalau weton Si wanitanya lebih tinggi, dalam rumah tangga Wanita yang dominan….kalau wanita yang dominan ….apa kata dunia….he..he…he
hindari menikah kalau jatuh weton nya di loro/ sakit atau pati/meninggal, karena nanti musibah tidak ada hentinya………
Versi primbon jawa lainnya, adalah yang menggunakan hitungan penambahan dan pembagian, yakni total penambahan angka nilai hari & pasaran laki-laki & perempuan dijumlahkan lalu dibagi, dan angka sisa pembagian itulah yang dijadikan hitungan ramalan.
Tapi dalam versi ini masih ada 2 versi lagi model penghitungannya.
Versi pertama, Total angka weton kedua pasangan ditotal lalu dibagi dengan kelipatan 10,
misalnya total penambahan angka weton keduanya hasilnya 29, maka dibagi dengan  kelipatan 10, sisanya 9.
Dan jika sisanya lebih dari 7 maka angka 29 tadi dibaginya dengan kelipatan 7 sehingga sisanya 1, dan itulah hasilnya yakni tidak lebih dari angka 7.
Versi yang kedua, total angka weton dibagi dengan kelipatan 10, dan jika sisanya lebih dari 7 maka sisa hasil pembagian tadi dibagi lagi dengan kelipatan 7.
Misalnya  total nilai weton laki-laki & perempuan adalah 29, trus dibagi dengan kelipatan 10, dan sisanya 9.
Karena sisanya lebih dari 7 maka dibagi lagi dengan kelipatan 7 dan sisanya adalah 2.
hmm……dan hasil sisanya ternyata lain dengan hitungan yang sebelumnya
Dan berikut ini makna primbon jawa dari angka hasil sisa pembagian:
Sisa 1 disebut WASESA SEGARA, ramalan rumah tangganya: akan baik perwatakannya, besar wibawanya, & banyak budinya.
Sisa 2 disebut TUNGGAK SEMI, ramalan rumah tangganya: mudah mencari rezeki.
Sisa 3 disebut SATRIA WIBAWA, ramalan rumah tangganya: mendapat keluhuran & kemuliaan
Sisa 4 disebut SUMUR SINABA, ramalan rumah tangganya: banyak yang berguru, jadi tempat untuk mendapat pengetahuan
Sisa 5 disebut SATRIA WIRANG, ramalan rumah tangganya: mengalami kesusahan & dipermalukan
Sisa 6 disebut BUMI KAPETHAK, ramalan rumah tangganya: banyak mengalami kesedihan tapi tabah & pekerja keras
Sisa 7 disebut LEBU KATIUP ANGIN, ramalan rumah tangganya: banyak mengalami kesusahan duka nestapa dan cita-citanya sulit tercapai.
Pada angka sisa 5, 6, dan 7 isinya susah melulu, dan dalam primbon jawa hal ini yang disebut kurang jodoh.
Namun, kalau sepasang laki-laki dan perempuan udah saling mantap dan yakin dengan pasangannya, maka dalam primbon jawa disarankan juga agar calon mempelai disyarati, yakni melakukan ritual agar kejadian buruk tidak menimpa rumah tangganya kelak.
Pada sisa angka weton 5, disarankan agar salah satu calon pengantin selamatan syukuran dengan menyembelih ayam sebelum melaksanakan upacara pernikahan.
Pada sisa angka weton 6, disarankan agar salah satu calon pengantin mengubur atau menanam tanah sebelum melaksanakan upacara pernikahan.
Dan pada sisa angka weton7, disarankan agar salah satu calon pengantin menghambur-hamburkan tanah sebelum upacara pernikahan berlangsung.
Jatuhnya weton bukan kehendak kita, semua sudah ada yang mengatur, mungkin dalam berpacaran atau sebelum menikah…ini bisa menjadi bahan pertimbangan, kata orang tua dan para leluhur kadang ada benarnya…..
Tapi kalau saya pribadi, jika jatuh pada angka apes ya berusaha dan berdoa agar tidak apes tanpa perlu memutuskan tali kasih, kasian toh sang pacar….
Dan karena kata orang tua dan para leluhur itu kadang ada benarnya….. maka berarti,,,,,,kemungkinan salahnya juga lebih sering, ehehe….

Neptu Hari minurut Tradisi Jawa Kuno

Hari Neptu

Alam semesta selalu bergerak, satu rotasi berputarnya bumi membutuhkan sekitar 24 Jam atau 1440 menit atau 86400 detik. Dikarenakan gerakan bumi tidak pernah berhenti, maka setiap detik posisinya berubah. Untuk kembali pada posisi yang sama, membutuhkan siklus waktu tertentu. Rata-rata siklus jam membutuhkan waktu 24 jam, siklus pasaran (Pon, Wage, Kliwon, Legi dan Paing) membutuhkan waktu 5 hari. Siklus hari membutuhkan waktu 7 hari. Sedangkan siklus gabungan antara hari dan pasaran (mis: Senin dan Kliwon) membutuhkan waktu selapan, atau 35 hari. Setiap siklus berhubungan dengan posisi orbit bumi.
Cara menghitung hari neptu ini hampir sama dengan hari saat agung. Perbedaan-nya terletak dari jumlah hari, dan pada neptu ini ditambah kan dengan tanggal yang sedang berlangsung atau yang akan ditentukan.

Nilai Hari
Minggu = 5
Senen = 4
Selasa = 3
Rabu = 7
Kamis = 8
Jum’at = 6
Sabtu = 9

Nilai hari Pasaran

Manis/Legi = 5
Paing = 9
Pon = 7
Wage = 4
Kliwon = 8

Jumlahkan nilai hari tersebut diatas dan tambahkan dengan tanggal yang akan ditentukan, jika jumlah melebihi dari 5 maka dikurangi 5 sampai hasil terkecil. Dan akurkan dengan sifat atau hitungan pancasunda berikut :

1. Sri = Segala hal yang baik akan melimpah
2. Lungguh = Drajat atau Kedudukan
3. Dunya = Kekayaan
4. Lara =
5. Pati =

Sabtu, 05 Oktober 2013

Ini asli Bukan Ramalan Ki Jayabaya, TARIF LISTRIK NAIK LAGI



(JPNN, 1 Oktober 2013)

JAKARTA - Pelanggan listrik kini harus merogoh kocek lebih dalam untuk membayar tagihan atau membeli token listrik. Sebab, mulai 1 Oktober ini, tarif listrik kembali naik.

Kepala Divisi Niaga PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) Benny Marbun mengatakan, kenaikan mulai 1 Oktober ini merupakan rangkaian kenaikan bertahap tarif listrik setiap ...3 bulan sekali. "Ini kenaikan terakhir, sebab tahun depan tidak ada kenaikan tarif," ujarnya kepada Jawa Pos, Senin (30/9).

Sebagaimana diketahui, sepanjang 2013 ini, pemerintah menaikkan tarif listrik rata-rata sebesar 15 persen secara bertahap atau sekitar 4,3 persen tiap triwulan. Berdasar Peraturan Menteri ESDM Nomor 30 Tahun 2012, kenaikan berlaku untuk seluruh pelanggan baik dari kelompok rumah tangga, sosial, bisnis, industri, dan publik dengan daya mula 1.300 volt ampere (VA), sehingga pelanggan kecil dengan daya 450 VA dan 900 VA tidak ikut naik.

Berapa kenaikannya? Misalnya, untuk kelompok pelanggan rumah tangga golongan R1 dengan daya 1.300 VA, tarif listrik untuk reguler maupun prabayar yang pada 1 Juli - 30 September 2013 sebesar Rp 928 per kilo watt hour (kWH), mulai 1 Oktober ini naik menjadi Rp 979 per kWH.

Adapun pelanggan dengan daya 2.200, tarif listriknya naik dari Rp 947 per kWH menjadi Rp 1.004 per kWH. Lalu, pelanggan dengan daya 3.500 - 5.500 VA, tarifnya naik dari Rp 1.075 per kWH menjadi Rp 1.145 per Kwh. Sedangkan pelanggan dengan daya 6.600 VA ke atas, tarifnya naik dari Rp 1.347 per kWH menjadi Rp 1.352 per kWH.

Bagaimana tahun depan? Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan Bambang Brodjonegoro menyebut, dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2014, pemerintah tidak berencana menaikkan tarif listrik. "Tapi, akan ada sedikit adjustment (penyesuaian) untuk beberapa kelompok pelanggan," katanya.

Menurut Bambang, penyesuaian tersebut dilakukan karena sebenarnya pemerintah sudah memutuskan untuk tidak memberikan subsidi bagi pelanggan kelompok tertentu, misalnya kelompok rumah tangga mewah atau R3 dengan daya 6.600 VA ke atas. "Tapi, karena fluktuasi nilai tukar dan naiknya harga energi primer (BBM, gas, dan batu bara), biaya produksi listrik naik, sehingga pelanggan besar tadi harus naik sedikit," ucapnya.

Benny menambahkan, selain pelanggan kelompok R3, beberapa kelompok pelanggan yang tahun depan akan kembali mengalami kenaikan tarif adalah kelompok pelanggan bisnis B2 dengan daya 6.600 VA - 200 kilo volt ampere (kVA) dan B3 dengan daya 200 kVA ke atas. "Tapi, kenaikannya tidak sebesar tahun ini. Misalnya, R3 naik dari Rp 1.352 menjadi Rp 1.360 per kWH," sebutnya.

Senin, 30 September 2013

RAMALAN JOYOBOYO


Asalamualaikum,..salam hormat,.kyai risang mukti dan admin km ahmadrock.mohon diijinkan share ramalan joyoboyo yg terkenal itu. Ramalan Jayabaya adalah ramalan dalam tradisi Jawa yang dipercaya ditulis oleh Jayabaya, raja Kerajaan Kadiri. Ramalan ini dikenal pada khususnya di kalangan masyarakat Jawa.
Maharaja Jayabaya adalah raja Kadiri yang memerintah sekitar tahun 1135-1157. Nama gelar lengkapnya adalah Sri Maharaja Sang Mapanji Jayabhaya Sri Warmeswara Madhusudana Awataranindita Suhtrisingha Parakrama Uttunggadewa.
1. Besuk yen wis ana kreta tanpajaran — Kelak jika sudah ada kereta tanpa kuda.
2. Tanah Jawa kalungan wesi — Pulau Jawa berkalung besi.
3. Prahu mlaku ing dhuwur awang-awang — Perahu berlayardi ruang angkasa.
4. Kali ilang kedhunge — Sungai kehilangan lubuk.
5. Pasar ilang kumandhang — Pasar kehilangan suara.
6. Iku tandha yen tekane jaman Jayabaya wis cedhak — Itulah pertanda zaman Jayabaya telah mendekat.
7. Bumi saya suwe saya mengkeret — Bumi semakin lama semakin mengerut. 8. Sekilan bumi dipajeki — Sejengkal tanah dikenai pajak.
9. Jaran doyan mangan sambel — Kuda suka makan sambal.
10. Wong wadon nganggo pakeyan lanang — Orang perempuan berpakaian lelaki. 11. Iku tandhane yen wong bakalnemoni wolak-waliking jaman— Itu pertanda orang akan mengalami zaman berbolak-balik
12. Akeh janji ora ditetepi — Banyak janji tidak ditepati.
13. Akeh wong wani nglanggar sumpahe dhewe— Banyak orangberani melanggar sumpah sendiri.
14. Manungsa padha seneng nyalah— Orang-orang saling lempar kesalahan. 15. Ora ngendahake hukum Allah— Tak peduli akan hukum Allah. 16. Barang jahat diangkat-angkat— Yang jahat dijunjung-junjung. 17. Barang suci dibenci— Yang suci (justru) dibenci.
18. Akeh manungsa mung ngutamakke dhuwit— Banyak orang hanya mementingkan uang. 19. Lali kamanungsan— Lupa jatikemanusiaan.
20. Lali kabecikan— Lupa hikmahkebaikan.
21. Lali sanak lali kadang— Lupa sanak lupa saudara.
22. Akeh bapa lali anak— Banyak ayah lupa anak.
23. Akeh anak wani nglawan ibu— Banyak anak berani melawan ibu. 24. Nantang bapa— Menantang ayah.
25. Sedulur padha cidra— Saudara dan saudara saling khianat. 26. Kulawarga padha curiga— Keluarga saling curiga.
27. Kanca dadi mungsuh — Kawan menjadi lawan.
28. Akeh manungsa lali asale — Banyak orang lupa asal-usul.
29. Ukuman Ratu ora adil — Hukuman Raja tidak adil
30. Akeh pangkat sing jahat lan ganjil— Banyak pejabat jahat danganjil 31. Akeh kelakuan sing ganjil — Banyak ulah-tabiat ganjil
32. Wong apik-apik padha kapencil — Orang yang baik justru tersisih. 33. Akeh wong nyambut gawe apik-apik padha krasa isin — Banyak orang kerja halal justru malu.
34. Luwih utama ngapusi — Lebih mengutamakan menipu.
35. Wegah nyambut gawe — Malas menunaikan kerja.
36. Kepingin urip mewah — Inginnya hidup mewah.
37. Ngumbar nafsu angkara murka, nggedhekake duraka — Melepas nafsu angkara murka, memupuk durhaka.
38. Wong bener thenger-thenger— Si benar termangu-mangu.
39. Wong salah bungah — Si salah gembira ria.
40. Wong apik ditampik-tampik—Si baik ditolak ditampik.
41. Wong jahat munggah pangkat— Si jahat naik pangkat.
42. Wong agung kasinggung— Yang mulia dilecehkan
43. Wong ala kapuja— Yang jahat dipuji-puji.
44. Wong wadon ilang kawirangane— perempuan hilang malu.
45. Wong lanang ilang kaprawirane— Laki-laki hilang perwira/kejantanan 46. Akeh wong lanang ora duwe bojo— Banyak laki-laki tak mau beristri. 47. Akeh wong wadon ora setya marang bojone— Banyak perempuan ingkar pada suami. 48. Akeh ibu padha ngedol anake— Banyak ibu menjual anak.
49. Akeh wong wadon ngedol awake— Banyak perempuan menjual diri. 50. Akeh wong ijol bebojo— Banyak orang tukar pasangan.
51. Wong wadon nunggang jaran— Perempuan menunggangkuda.
52. Wong lanang linggih plangki— Laki-laki naik tandu.
53. Randha seuang loro— Dua janda harga seuang (Red.: seuang = 8,5 sen). 54. Prawan seaga lima— Lima perawan lima picis.
55. Dhudha pincang laku sembilan uang— Duda pincang laku sembilan uang. 56. Akeh wong ngedol ngelmu—Banyak orang berdagang ilmu.
57. Akeh wong ngaku-aku— Banyak orang mengaku diri.
58. Njabane putih njerone dhadhu— Di luar putih di dalam jingga. 59. Ngakune suci, nanging sucinepalsu— Mengaku suci, tapi palsubelaka. 60. Akeh bujuk akeh lojo— Banyak tipu banyak muslihat.
61. Akeh udan salah mangsa— Banyak hujan salah musim.
62. Akeh prawan tuwa— Banyak perawan tua.
63. Akeh randha nglairake anak— Banyak janda melahirkanbayi. 64. Akeh jabang bayi lahir nggoleki bapakne— Banyak anaklahir mencari bapaknya. 65. Agama akeh sing nantang— Agama banyak ditentang.
66. Prikamanungsan saya ilang— Perikemanusiaan semakin hilang. 67. Omah suci dibenci— Rumah suci dijauhi.68. Omah ala saya dipuja— Rumah maksiat makin dipuja.
69. Wong wadon lacur ing ngendi-endi— Di mana-mana perempuan lacur 70. Akeh laknat— Banyak kutukan
71. Akeh pengkianat— Banyak pengkhianat.
72. Anak mangan bapak—Anak makan bapak.
73. Sedulur mangan sedulur—Saudara makan saudara.
74. Kanca dadi mungsuh—Kawan menjadi lawan.
75. Guru disatru—Guru dimusuhi.
76. Tangga padha curiga—Tetangga saling curiga.
77. Kana-kene saya angkara murka — Angkara murka semakin menjadi-jadi